Judul: The Diary Of Time
Penulis: Stanley Meulen
Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun: 2021
Kebanyakan dari kalian pasti lebih senang mendengar sejarah dari mulut ke mulut atau cerita orang lain. Kali ini kalian akan mengetahui sejarah melalui sudut pandang buku diary remaja. Menarik bukan? Yuk simak ceritanya!
Buku The Diary Of Time karya Stanley Meulen ini, menceritakan Samaka Putra Nugraha atau biasa disebut Sam yang menemukan buku diary ibunya, dan membagi kisah diary tersebut kepada para remaja di kafe temannya bernama Julius. Ibu Sam bernama Danakitri Prameswari. Buku tersebut ditulis oleh Dana untuk kakaknya yaitu Basupati yang mengalami koma bertahun-tahun lamanya. Alasan mengapa buku diary milik Dana menarik ialah bukan semata-mata kehidupan pribadinya yang diceritakan, melainkan kisah pemerintahan tahun 1960-an juga tertuang di sana.
Mulai dari Presiden Soekarno yang melarang keras pemutaran musik barat milik Elvis Presley atau The Beatles, karena dinilai tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ada pula aksi-aksi demonstran kontra Bung Karno yang pada saat itu karena menaikkan harga kebutuhan pokok, dan dinilai sebagai taktik busuk pemerintah. Hingga pra aksi penculikan dan eksekusi 7 jendral Angkatan Darat Indonesia atau dikenal dengan sejarah G30S PKI. Sekaligus menceritakan lengsernya Soekarno sebagai Presiden berganti menjadi pemerintahan kuasa Soeharto pada tahun 1967.
Buku ini juga menceritakan perjalanan Dana dengan pencarian jati dirinya. Merasakan bergaul dengan beragam manusia, mengetahui fakta ekonomi yang menurun drastis, hingga pergi ke luar negeri tanpa kesepakatan orang tua menjadikan Dana paham pergaulan bebas yang seharusnya ia jauhi sejak awal.
Dikemas dengan fiksi bercampur riset menjadikan buku ini kaya arti. Pembahasannya majemuk, dari konflik sosial maupun politik. Tentu akan sangat melekat pada kalangan mahasiswa dan remaja untuk lebih sadar sejarah bangsa dan lingkungan sehari-hari.
Sayangnya buku ini terkesan belum selesai. Belum jelas tentang perjalanan Danakitri setelah mengetahui bahwa temannya membawa dampak buruk. Apakah ia tetap tinggal di luar negeri bersama atau langsung kembali ke tanah air untuk melanjutkan pendidikannya? Bagaimana pula cerita selepas masa orde baru dari sudut pandang Danakitri? Masih banyak pertanyaan untuk dianggap selesai.
Oleh: Ramadhani