Identitas Buku
Judul Buku: Dompet Ayah Sepatu Ibu
Penulis: Jombang Santani Khairen (J. S. Khairen)
Genre: Fiksi, Keluarga, Kehidupan, Pendidikan, Remaja
Penerbit: Grasindo
Tempat dan Tahun Terbit: Jakarta, 2023
Tebal Buku: 216
Penulis dari Buku Dompet Ayah Sepatu Ibu adalah Jombang Santani Khairen atau biasa dikenal dengan J.S Khairen, seorang penulis kelahiran Padang. Karya-karyanya banyak dikenal dikalangan remaja hingga dewasa. Novel ini mengemas pesan moral secara sederhana namun penuh kekuatan dan sangat cocok dengan kehidupan remaja sekarang yang sedang mengalami hopeless atau bimbang mengenai masa depan.
Novel ini mengisahkan perjuangan dua tokoh utama, Zenna dan Asrul, yang tumbuh dalam keterbatasan ekonomi, tepatnya di pedalaman Sumatra Barat. Zenna, anak tengah dari 11 bersaudara, harus berjalan ke sekolah dengan sepatu rombeng dan menjual jagung rebus. Ayahnya meninggal sebelum sempat menepati janji membelikannya sepatu baru. Di sisi lain, Asrul, yang berasal dari keluarga yang juga mengalami kesulitan, bertekad untuk mengubah nasibnya dengan meraih pendidikan dan mengirimkan uang kepada Umi yang ditinggalkan oleh Bapak karena pernikahan kedua. Keduanya bertemu di kampus dan bersama-sama bertekad mengubah nasib keluarga melalui pendidikan dan kerja keras
Novel ini mengadopsi alur maju yang mengisahkan perjalanan Zenna dan Asrul dari masa kecil penuh kesulitan hingga dewasa. Alur ini memudahkan pembaca memahami akar masalah dan proses pembentukan karakter tokoh. Novel ini berlatar di daerah pedalaman Sumatera Barat, tepatnya di sekitar Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Penggambaran budaya Minang yang kental dan suasana yang ada didalamnya membuat pembaca mudah ikut terbawa alur cerita dalam novel tersebut.
J.S. Khairen menggunakan bahasa sederhana yang mudah dicerna, tetapi tetap menyisipkan kedalaman melalui metafora puitis. Judul “Dompet Ayah Sepatu Ibu” memiliki simbol tersendiri: Dompet mewakili peran ayah sebagai pencari nafkah, sementara sepatu menggambarkan perjuangan ibu mempertahankan harga diri keluarga.
Kelebihan Novel 👍 :
- Novel ini penuh dengan pesan moral berharga di setiap ceritanya. Kisah perjuangan yang sedih dan penuh empati berhasil menyentuh hati, terutama bagi mereka yang pernah mengalami keterbatasan.
- Penggambaran budaya lokal memperkaya narasi dan memberi gambaran nyata tentang kehidupan sosial.
- Gaya penulisannya yang ringan namun bermakna membuat novel ini mudah dinikmati dalam sekali baca. Karena merupakan kisah nyata, setiap kalimat adalah ungkapan hati tentang bagaimana perjuangan meraih mimpi di tengah keterbatasan ekonomi tidak membuat seseorang menyerah. Seperti kutipan dalam novel: Dunia jahat dan kau kalah? Lihatlah telapak tanganmu, Ayah selalu menempa tangan itu agar tak menyerah. Ibu tak henti memapah tangan itu untyk berdoa. Bangkitlah.
Kekurangan Novel 👎 :
- Alur yang terasa cepat sehingga beberapa konflik dan karakter kurang mendalam dan terasa menggantung.
- Berlatar di sebuah kota di Sumatera Barat, penulis memasukkan dialog dalam bahasa Minang. Bagi pembaca yang tidak terbiasa, akan membuatnya kesulitan untuk memahami maksud penulis.
Dengan latar budaya yang kental dan narasi mengalir, novel ini menginspirasi pembaca untuk tidak menyerah menghadapi keterbatasan. Meskipun alur cerita terasa cepat di beberapa bagian dan penggunaan dialog dialek Minang bisa jadi membingungkan bagi sebagian pembaca, namun novel ini menyimpan banyak sekali pelajaran hidup. Novel ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin menemukan semangat melalui kerja keras, cinta keluarga, dan rasa syukur terutama bagi mahasiswa rantau yang menghadapi berbagai tantangan hidup di tanah orang.
Worth To Watch ✅
Rating Akhir: ★★★★☆ (4/5)
Oleh: Nurul Hikmah
