
Anak-anak Gaza yang menderita malnutrisi akut dan tidak memiliki bahan pangan untuk dikonsumsi Sumber: UN News
Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) menyatakan tingkat malanutrisi anak di Jalur Gaza semakin meningkat secara drastis sejak Israel menerapkan blokade total terhadap bantuan kemanusiaan pada Maret 2025 lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap 16.000 anak di bawah usia lima tahun, UNRWA menyebut 10,2 persen dari mereka mengalami gizi kronis yang mengancam keselamatan anak-anak di Gaza.
Selain serangan udara yang dilakukan secara massif oleh zionis Israel, blokade total yang dilakukan seolah membunuh penduduk Gaza secara perlahan. Pemenuhan nutrisi balita dan anak-anak di Gaza merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan mengingat semua kebutuhan dasar dan logistik dihalangi oleh tentara IDF. Dikutip dari situs web resmi Al Jazeera, Seorang dokter Amerika mengungkapkan bahwa pasukan Israel menyita susu formula untuk bayi yang kelaparan di Gaza. Penyitaan tersebut terjadi saat ia mencoba membawa sejumlah kecil susu formula ke wilayah Gaza.
Global Nutrition Cluster turut mengumumkan fakta bahwa anak-anak kelaparan hingga meninggal dunia dan setidaknya sebanyak 90% anak di bawah usia lima tahun terinfeksi satu atau lebih penyakit menular. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa hampir 112 anak dirawat di rumah sakit di Jalur Gaza akibat kekurangan gizi akibat bantuan kemanusiaan yang diblokade oleh Israel. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Dr. Munir al-Barsh Mengutarakan bahwa laporan dari World Food Programme (WFP) mengonfirmasi bahwa sekitar 1,2 juta warga Palestina di Gaza menderita kerawanan pangan, di antaranya 785.000 anak kekurangan makanan sehat, dan sekitar 70.000 anak menderita malnutrisi akut dan gizi kronis yang mengancam nyawa.
Seorang anak berusia 10 tahun bernama Yazan Al-Kafarna meninggal dunia Sakit al-Najjar di Rafah, Gaza, Palestina. Ia meninggal akibat malnutrisi akut yang dialaminya sejak terjadinya serangan Israel pada Oktober 2023 lalu. Saat gempuran genosida terjadi, ia sulit mendapatkan akses air bersih dan makanan bergizi. Kisah Yazan merupakan salah satu dari banyaknya kasus kematian balita dan anak-anak di gaza akibat kelaparan dan gizi kronis.
Usai tembaki warga sipil di Gaza, Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa warga Palestina menemukan obat terkategori resep keras, Oxycodone, ditemukan oleh di dalam tepung bantuan yang dibagikan di sejumlah titik distribusi bantuan yang dikelola AS di Jalur Gaza. Di tengah krisis kelaparan, Amerika melalui Isreal justru melakukan tindakan tak terpuji dengan melakukan penyelundupan pil narkotika tersebut. Bahkan, PBB melaui UNRWA mengungkapkan anak-anak di Gaza tidur dalam keadaan lemas dan menahan rasa lapar. Selama genosida masih terus terjadi, kelaparan dan krisis pangan akan terus dialami oleh warga Gaza, kebutuhan pangan dan nutrisi yang mencukupi merupakan impian yang sulit diwujudkan oleh mereka.
Penulis: Oktami Nur Fadila