
Surabaya, 13/08/2025 — Hari kedua PBAK Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel Surabaya diisi dengan sesi critical thinking yang dibawakan Revian Dwi Alfiandi. Meski topik ini pernah diselenggarakan pada PBAK tahun sebelumnya, penyajian kali ini menekankan keterkaitan langsung dengan isu-isu aktual sehingga mendapat respons antusias dari mahasiswa baru.
Revian menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah metode intelektual yang berlandaskan data, informasi, dan referensi yang menghasilkan penilaian yang kredibel. Revian juga menambahkan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan yang wajib dimiliki mahasiswa karena mereka akan terus dihadapkan pada berbagai fenomena yang memerlukan analisis.
Sementara Achmad Ikrom, moderator sesi, memaparkan pentingnya critical thinking untuk membnetuk pola dan konstruksi pemikiran yang lebih matang. Menurutnya, dengan berpikir kritis mahasiswa tidak sekadar menerima informasi, tetapi mampu menelaah, menganalisis, dan mengevaluasi sumber yang diterima.
Sesi ini juga menyinggung tantangan yang dihadapi generasi muda, khususnya Gen Z, di era teknologi dan kecerdasan buatan (AI). Para pembicara mengingatkan bahwa kemudahan akses informasi tidak boleh menggantikan kebiasaan berpikir mendalam; sebaliknya, kemajuan teknologi harus menjadi alat pendukung berpikir kritis.
Revian memberi apresiasi kepada sejumlah mahasiswa baru yang aktif bertanya selama sesi. “Berani bertanya lebih baik daripada diam. Kalau kita tidak bertanya, terjadilah situasi seperti Indonesia yang sekarang. Kekurang penelitian dan penilaian yang matang,” pungkasnya.
Aprilia, mahasiswa baru Ilmu Politik yang diwawancarai tim peliput, menyatakan materi tersebut sangat membantu dan memberi gambaran praktis untuk kegiatan perkuliahan ke depan. “Saya jadi termotivasi mencoba apa yang disampaikan pemateri,” ujarnya.
Dengan agenda seperti ini, panitia berharap mahasiswa baru tidak hanya mendapat materi teoritis, tetapi juga keterampilan berpikir yang dapat digunakan sepanjang masa studi mereka di FISIP UINSA.
Penulis: AR dan MKKL