Demokrasi di Ambang Karam

Sumber: DiksiNasi

Banyaknya kejadian memilukan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini sudah cukup membuat sesak dada masyarakat. Amarah masyarakat kian memuncak saat mengetahui besarnya tunjangan-tunjangan yang diperoleh oleh anggota DPR. Hal tersebut diperparah lagi oleh kondisi perekonomian masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja. Gemuruh suara bubarkan DPR sontak mengemuka sehingga mendorong solidaritas masyarakat pada berbagai khalangan khususnya mahasiswa untuk melakukan demonstrasi besar-besaran di depan gedung DPR RI. Saat berlangsungnya demonstrasi yang sangat kacau, alih-alih menghadap para demonstran ratusan pejabat khususnya ketua DPR-RI justru sibuk akan pemberian penghargaan oleh presiden di Istana Negara.

Demo besar-besaran yang terjadi merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah dimana hari demi hari berbagai kebijakan senantiasa tidak pro terhadap kepentingan rakyat itu sendiri. Kebengisan aparat tak luput menjadi perhatian masyarakat. Seorang demonstran sekaligus pengemudi ojek online tewas dengan sengaja dilindas oleh kendaraan taktis Brigade Mobil atau Brimob. Hidupnya terenggut begitu saja dalam aksi memperjuangkan keadilan. Arogansi dari aparat tersebut semakin membuat masyarakat muak dan kehilangan kepercayaan akan institusi Polri sehingga munculah tagar #PolisiBunuhRakyat #PolisiMusuhRakyat.

Menjelang matinya demokrasi

Kondisi Indonesia gelap saat ini mencerminkan bahwa demokrasi yang senantiasa digaungkan sudah berada di ujung tanduk. Kebebasan berpendapat yang katanya menjadi hal penting dalam demokrasi menjadi hal yang mustahil untuk dilakukan hari ini. Politik dalam sistem demokrasi memanglah mahal, para wakil rakyat harus mengeluarkan modal besar untuk dapat duduk di kursi parlemen. Sehingga besarnya gaji dan tunjangan yang diperoleh dapat menjadi alasan untuk dapat mengembalikan modal dan meraup keuntungan.

Kemunduran atau kematian sistem demokrasi dapat terjadi secara tiba-tiba melalui kudeta atau perlahan-lahan melalui proses bertahap seperti munculnya pemimpin otoriter, penyalahgunaan kekuasaan, dan penindasan terhadap kubu oposisi yang terjadi belakangan ini. Hal tersebut mengarah pada sistem otoritarianisme yang berwajah demokrasi. Otoritarianisme merupakan sistem politik dan sosial di mana kekuasaan pemerintahan terpusat pada satu pemimpin dan segelintir elit saja, dengan penekanan pada kontrol yang kuat hingga penindasan kebebasan sipil dan individu demi mempertahankan status quo.

Suara rakyat mungkin saja dipaksa untuk bungkam, namun amarah oleh luka akan semakin tumbuh.

Penulis: ONF

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *