Karya: Ghattan Hilbram Arjuna

.
Di ruang sederhana, papan tulis menunggu,
kapur putih menari, menorehkan ilmu abadi.
Guru hadir, tanpa banyak kata,
dengan sabar menyemaikan makna.
.
Di wajahnya tersisa lelah;
senyumnya tetap menjadi harap.
Setiap huruf yang ia ajarkan
menjadi jembatan menuju masa depan.
.
Bukan gedung megah atau kursi empuk
yang membuat negeri ini tegak dan kukuh.
Tapi tangan guru yang tulus membimbing
meski sering dipandang sebelah mata, bahkan direndahkan.
.
Pejabat bisa berpidato lantang
berbicara anggaran yang terbuang.
Namun mereka lupa:
tanpa guru, tak ada pejabat yang bisa berdiri.
.
Guru bukan beban anggaran,
bukan sekadar hitungan uang.
Guru adalah cahaya yang tak akan padam,
meski sering dibayar murah, sering dilupakan.
.
Hormatilah guru,
selayaknya menghormati ibu.
Sebab dari lisannya ilmu keluar,
yang menjadikan manusia sejati.