
Judul : Mencuri Raden Shaleh
Sutradara : Dwi Angga Sasongko
Durasi : 2 jam 34 menit (154 menit)
Rating : 4.9/5
Tahun Tayang : 25 Agustus 2022
Genre : Heist, Laga, Drama
Produksi : Visinema
Film yang dirilis pada 25 Agustus 2022 ini mendapatkan sambutan positif dari publik dan pengamat film karena keberanian pihak film untuk mengangkat genre laga perampokan. Film dengan tema heist atau perampokan ini sangat jarang dibuat oleh sinema indonesia. Film ini telah berhasil menggaet 2,3 juta penonton dalam penayangannya di bioskop. Pada ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2022 lalu, Mencuri Raden Saleh masuk dalam sembilan nominasi termasuk Film dengan Cerita Panjang Terbaik. Pada akhir tahun lalu, film ini juga berhasil memboyong penghargaan kategori Direction Award di Jakarta Film Week 2022. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari akting para aktor dan aktris muda ternama Indonesia, yakni Iqbaal Ramadhan, Angga Yunanda, Rachel Amanda, Ari Irham, Umay Shahab, dan Aghniny Haque.
SIPNOSIS
Mengisahkan tentang sekelompok anak muda yang berupaya untuk mencuri lukisan sang Maestro Raden Saleh, lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro”, film ini sukses menyabet beberapa penghargaan film terbaik. Film bergenre action, komedi, drama, dan heist ini bermula dari Piko (Iqbaal Ramadhan) dan Ucup (Angga Yunanda) dua anak muda yang tengah kebingungan mencari uang. Piko merupakan seorang mahasiswa seni rupa yang tengah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mencari uang, sehari-harinya Piko membuat lukisan imitasi, dimana dia mereplika lukisan legendaris milik orang lain untuk dijual.
Nominal bayaran tersebut, pikir Piko, cukup untuk membebaskan ayahnya dari penjara. Namun ketika lukisan imitasi telah dibuat, hal yang tak diduga muncul. Piko dan Ucup justru diminta untuk menjalankan misi lain yang begitu gila, yaitu menukar lukisan imitasi tersebut dengan lukisan asli di Istana Negara. Sementara Ucup merupakan seorang hacker yang andal dalam membobol sistem keamanan. Suatu hari keduanya mendapatkan tawaran untuk melukis lukisan imitasi dari maestro Raden Saleh. Dengan iming-iming imbalan yang besar, Piko mengiyakan tawaran itu tanpa berpikir panjang.
Nominal bayaran tersebut, pikir Piko, cukup untuk membebaskan ayahnya dari penjara. Namun ketika lukisan imitasi telah dibuat, hal yang tak diduga muncul. Piko dan Ucup justru diminta untuk menjalankan misi lain yang begitu gila, yaitu menukar lukisan imitasi tersebut dengan lukisan asli di Istana Negara. Siapa sangka, klien mereka ternyata mantan presiden yang begitu menginkan lukisan “Menangkap Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh. Demi memuluskan keinginannya, sang mantan presiden mengancam Piko dan Ucup jika tak menolak misi tersebut, nyawa ayah Piko salah satunya. Karena tidak mau hal itu terjadi, Piko dan Ucup mengiyakan tawaran tersebut. Tim pencurian pun dibentuk. Piko dan Ucup kemudian mengumpulkan seorang atlet bela diri bernama Sarah (Aghniny Haque), seorang mekanik bernama Gofar (Umay Shahab), seorang pembalap liar bernama Tuktuk (Ari Irham), dan seorang negosiator ulung bernama Fella (Rachel Amanda).
Kelebihan Film
Film Mencuri Raden Saleh mengangkat salah satu tema yang tidak pernah digarap oleh dunia perfilman Indonesia, yaitu heist movie (film tentang perampokan). Seperti yang kita tau, tema ini sangat ramai dalam dunia perfilman Hollywood, bisa kita lihat dari beberapa film populer yaitu Mission Impossible, Despicable Me, dan lain-lain. Film bertema perampokan sendiri secara garis besar dilengkapi dengan struktur yang kompleks, eksekusi yang krusial, dan akhir yang memuaskan. Tak lupa, biaya produksi yang tentunya mahal. Inilah mengapa banyak sutradara dan rumah produksi film Indonesia belum berani untuk mengusung tema film perampokan. Namun, film Mencuri Raden Saleh bisa dikatakan sangat berhasil sebagai film Indonesia pertama dengan tema perampokan.
Penokohannya pun juga tidak ada satu pun tokoh yang lebih unggul maupun lebih buruk dari satu sama lain. Tiap tokoh memiliki latar belakang karakter yang tidak membuat penonton heran akan sikap dan perilaku mereka, karena akan selalu didukung oleh sebuah alasan yang masuk akal. Keseimbangan para karakter ini, juga membangun sinergi chemistry yang matang dan erat antara para tokohnya.
Walaupun durasi film ini termasuk panjang, namun, tidak terasa membosankan sama sekali dari awal, pertengahan, sampai akhir film. Hal ini dikarenakan tiap bagian dari film Mencuri Raden Saleh membuat penonton penasaran akan kelanjutannya, dengan penutupan film yang disuguhi banyaknya aksi bela diri dan permainan otak dari enam karakter utamanya, hal ini membuat film Mencuri Raden Saleh sangat menarik untuk ditonton walau dengan durasinya yang hampir tiga jam tersebut.
Direktur sinematografi dari film Mencuri Raden Saleh, Bagoes Tresna Aji. Dapat dikatakan, ia berhasil dalam mendireksi dan menyunting sinematografi film ini. Mulai dari pengambilan camera angle yang memanjakan mata, komposisi film yang kaya akan estetika, dan kesinambungan pengambilan gambar yang elok.
Film ini juga mengandung sejarah, Tidak hanya sekedar aksi pencurian lukisan biasa, tetapi, dalam film tersebut, Piko mengatakan bahwa lukisan “Penangkapan Diponegoro” bukan hanya sekedar lukisan. “Ada pengkhianatan di dalamnya.” Ujar Piko. Bagaimana Raden Saleh memberi warna jingga yang membuat orang-orang berpikir kapan peristiwa penangkapan itu terjadi, apakah ketika matahari terbit atau ketika matahari tenggelam, dan beberapa aspek lainnya.
KEKURANGAN
Tokoh Tuktuk, yang diperankan oleh Ari Irham, berperan sebagai The Driver (pengemudi). Namun, eksplorasi pada karakter Tutuk dianggap kurang. Tuktuk hanya diberi waktu untuk menunjukkan kemampuannya pada saat balapan liar. Tapi, saat misi pencurian berlangsung, kemampuan mengemudinya tidak terlalu tersorot. Pada bagian akhir film, muncul tokoh Reza yang membantu Sarah berkelahi di rumah Permadi. Menurut penonton, kehadiran Reza dalam film Mencuri Raden Saleh ini terasa sangat mendadak, sehingga Reza dapat dibilang merupakan karakter yang irelevan dalam cerita.
Penulis: Nisrina Tias Rahmanda