
Sekolah Pendamping Desa dan Sociopreneurship 2025 Prodi Sosiologi FISIP UINSA. Sumber: Media FISIP
Pasuruan,10-09-2025| Program pendamping desa dan sociopreneurship kembali dilaksanakan oleh Prodi Sosiologi FISIP UINSA. Kali ini program tersebut dilaksanakan di Hutan Cempaka, Prigen, Pasuruan. Keterlibatan mahasiswa sosiologi yang difasilitasi oleh prodi merupakan komitmen nyata dan realisasi Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, terselenggaranya program ini mendorong nalar kritis mahasiswa dari berbagai berbagai perspektif teoritis dalam mengidentifikasi realitas di masyarakat. Dalam program ini, mahasiswa sosiologi turut mengunjungi langsung berbagai UMKM binaan dibawah naungan Cempaka Foundation untuk menganalisis bagaimana eksistensi UMKM tersebut dalam memberdayaan masyarakat agar mandiri secara ekonomi.
Dewasa ini peningkatan taraf ekonomi masyarakat merupakan prioritas nasional. Dalam hal ini selain pemerintah sebagai pembuat regulasi, Lembaga Swadaya Masyarakat juga memiliki peran penting. Lembaga swadaya masyarakat merupakan organisasi non-pemerintah yang dibentuk secara sukarela untuk mewakili dan memberdayakan masyarakat secara sosial dan ekonomi. LSM berdiri secara independen dan berfokus pada isu-isu seperti sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia, serta berperan penting dalam membangun masyarakat sipil, dan memberdayakan masyarakat dengan berbagai pendekatan.
Cempaka Foundation adalah salah satunya, mereka merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak pada konservasi lingkungan dan memberdayakan masyarakat pada bidang ekonomi melalui keterlibatan masyarakat sebagai pengelola dan karyawan pada berbagai unit usaha binaan cempaka Foundation. Berdirinya Cempaka Foundation atas dasar kepedulian akan kondisi hutan di kawasan gunung Arjuna yang mengalami kerusakan hingga mengakibatkan ketersediaan sumber air yang menurun sehingga tidak bisa mengimbangi kebutuhan masyarakat akan ketersediaan air bersih.
Dalam operasinya, Cempaka Foundation berfokus pada konsep ekonomi moral atau yang biasa dikenal Sociopreneurship. Sociopreneurship berbeda dengan ekonomi rasional pada umumnya. Sociopreneurship tidak hanya berfokus terhadap peningkatan ekonomi dan keuntungan secara materi namun berlandaskan pada kemanfaatan luas terhadap masyarakat. Ekonomi moral merujuk pada pondasi nilai ekonomi yang kritis. Dengan menekankan “moral,” Cempaka Foundation tidak hanya fokus pada profit material tetapi juga keadilan, keberlanjutan, dan kesejahteraan kolektif. Ekonomi moral secara implisit menolak model ekonomi yang mementingkan keuntungan semata, menjadikannya model yang lebih humanis dan beretika.
Sociopreneurship oleh Cempaka Foundation direalisasikan melalui beberapa unit usaha seperti Wahana Wisata Hutan Cempaka advanture, Kedai Hutan Cempaka, Cempaka Farm, Pemda 9 (Pemuda Pemberdaya Daerah), dan Kopi Sukmo Jati Gutean. Dalam kegiatan operasionalnya, Cempaka Foundation melibatkan masyarakat lokal yaitu masyarakat dusun Gamoh, desa Dayurejo, kecamatan Prigen, Kota Pasuruan, Jawa Timur sebagai karyawan maupun pengelola. Sociopreneurship yang diaplikasikan pada unit bisnis cempaka foundation tentu memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Hal yang menarik adalah saat pandemi Covid-19 dimana perekonomian secara nasional dan global mengalami penurunan yang signifikan. Alih-alih mengurangi tenaga kerja justru Cempaka Foundation melakukan recruitment untuk mempekerjakan masyarakat.
Dalam Proses recruitment, Cempaka Foundation menggunakan strategi unik dalam proses pendekatan dengan masyarakat lokal. Kegiatan yang diadakan seperti pelatihan, untuk meningkatkan kompetensi masyarakat lokal rutin dilaksanakan jangka waktu satu minggu. Pelatihan ini mengasah kemampuan dan potensi masyarakat lokal untuk mengelolah sumber daya alam di daerah tersebut. selain pelatihan, Cempaka Foundation juga menjaring atau menyeleksi masyarakat yang memiliki kemampuan unggul dan dijadikan pekerja tetap dalam naungan Cempaka Foundation. Setelah tahap penyeleksian selesai, akan dilakukan sertifikasi bagi calon karyawan yang terpilih dalam kurun Waktu satu bulan, strategi pendekatan ini terbilang efektif karena masyarakat lokal akan merasa dihargai dengan usaha mereka yang mengikuti pelatihan dan buka semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan tetapi juga mendapatkan soft skill.
Analisis Perspektif Teori-Teori fungsionalisme struktural menjadi salah satu teori yang dapat menjelaskan bagaimana Cempaka Advanture menjadi sarana perkembangan geliat ekonomi lokal. Teori ini berkembang dan dipopulerkan secara signifikan pada abad ke-20. Teori ini dikemukakan oleh sosiolog Amerika Talcott Parson. Teori ini memandang masyarakat sebagai sebuah sistem sosial yang terdiri dari bagian struktur yang saling berhubungan dan bekerja sama. Dalam konteks ekowisata, teori ini menjelaskan bagaimana ekowisata berfungsi sebagai sistem sosial untuk pemberdayaan ekonomi dan pelestarian lingkungan atau konservasi. Dalam wahana wisata hutan Cempaka adventure terdapat pembagian kerja atau spesialisasi yang spesifik di mana masyarakat bekerja sebagai karyawan dan pengelola wahana tersebut. Tidak hanya pembagian kerja, keterlibatan masyarakat dalam ekowisata tersebut menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat dan luas, terdapat keterikatan antara masyarakat lokal dan pihak Cempaka Foundation. Dalam landscape kacamata teori fungsionalisme struktural, terdapat 2 fungsi khas yaitu fungsi manifest dan fungsi laten. Dalam ekowisata cempaka adventure fungsi manifest dapat diidentifikasi dari pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap konservasi lingkungan.
Perspektif Islam-Adapun eksistensi Cempaka Foundation ini memberi banyak manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dimana keberadaannya mampu membawa pengaruh besar dalam geliat perekonomian masyarakat. Cempaka Foundation ini dinilai sukses dalam pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan masyarakat sekitar sebagai pengelola pada berbagai unit usaha yang dinaungi. Hal ini menunjukkan bagaimana keberadaan lembaga ini bermanfaat bagi lingkungan dan alam sekitarnya. Dalam perspektif islam, terdapat hadist yang artinya sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Dalam hadist ini dijelaskan bahwa sebaik baik manusia ialah yang dapat memberi manfaat kepada yang lainnya. Keberhasilan Cempaka Foundation dalam menebarkan manfaat bagi sekitarnya dapat menjadi halmpositif bagi lembaga maupun individu lainnya. Dengan menanamkan nilai kepedulian sosial, kemandirian, serta semangat gotong royong, lembaga ini membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat mampu berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi. Maka, semakin banyak hadir lembaga serupa, semakin besar pula peluang terciptanya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Penulis: RQN, ONF, NRA,NMR,SSF