
Emosi adalah bagian paling manusiawi dari diri kita—sumber kekuatan sekaligus kerentanan. Ia bisa menjadi bahan bakar keputusan besar, tapi juga pemicu kekacauan jika tidak dipahami. Dalam buku The Psychology of Emotion, psikoterapis Amerika Serikat David J. Lieberman menelusuri akar gelombang perasaan kita dan menjelaskan bagaimana cara pandang kita terhadap peristiwa menentukan intensitas arah emosi yang muncul. Menurutnya, emosi terutama amarah bisa muncul karena cara ego kita menafsirkan dalam situasi yang menurut kita tidak aman untuk diri kita.
Meski ditulis dengan tujuan praktis, buku ini tetap berlandaskan fondasi teoritis yang kuat. Hal ini terlihat saat penulis mencamtumkan rujukan jurnal pisikologi dan karya peneliti lain untuk memperkuat argumennya. Dalam buku ini, Lieberman menempatkan ego dan pola berpikir defensive sebagai salah satu akar gangguan emosional, seperti kemarahan, kecemasan, dan frustasi. Hal tersebut kerap memunculkan rasa insecure dan meluapkan emosi sebagai alat untuk menutupi ketakutan dan ketidakmampuan; karenanya, kita kerap menuruti ego tanpa memikirkan konsekuensi. Buku ini menawarkan strategi agar keputusan emosi tidak bersifat impulsif, melainkan didahului refleksi dan usaha memahami perspektif orang lain.
Kendati demikian, pendekatan buku ini cenderung berfokus pada kapasitas individu untuk mengubah diri, sehingga peran faktor sosial dan budaya dalam membentuk emosi terasa kurang mendapat porsi. Pembaca akan mendapatkan manfaat lebih jika diskursusnya dilengkapi dengan analisis tentang bagaimana konteks sosial memengaruhi pengalaman emosional.
Secara keseluruhan, The Psychology of Emotion adalah panduan reflektif yang berguna bagi siapa pun yang ingin mengenali dinamika batin dan memperkuat ketahanan emosional. Lieberman berhasil menyampaikan pesan inti: kendali emosi bukan soal menekan perasaan, melainkan memahami asal-usulnya dan memilih respon yang lebih sadar. Buku ini juga memberikan saran praktis untuk menghadapi trauma dan memahami amarah teradap orang lain. Dengan menambahkan pembahasan tentang faktor sosial-budaya, buku ini akan dapat menjadi kajian yang lebih komprehensif karena dapat memberi pemahaman bagi pembaca sebagai makhluk sosial.
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam sekitar 28 bahasa. Salah satu terjemahan Bahasa Indonesia diterbitkan oleh penerbit “BACA” pada tahun 2023.
Oleh: Innas Putri Dinda P.
