Hadirkan Akademisi Internasional: Kuliah Umum FISIP UINSA Bahas Diplomasi Indonesia di Balik Berakhirnya Perang Dingin Asia

Pemaparan materi oleh Dan McCoy Ph.D saat kuliah umum pada 17/11/2025. Sumber: Arsip Media FISIP

Surabaya, (17/11/2025) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) kembali menggelar acara Public Lecture di Auditorium lantai 5 FISIP UINSA. Diselenggarakanya Public Lecture kali ini bertujuan untuk mengeksplorasi momen penting dalam sejarah politik Asia dengan mengangkat tema “When One Door Closes, Another Opens: Indonesia-Sino-Vietnamese Normalization and the End of the Asian Cold War.” yang sangat relevan dengan dinamika geopolitik kontemporer Asia, dan tentunya tema yang diangkat pada kuliah umum kali ini sangat menarik bagi mahasiswa FISIP terutama bagi mahasiswa Hubungan Internasional.

Rutinya penyelenggaraan kuliah tamu oleh FISIP UINSA ini sebagai bagian integral dari proses akademik. Materi yang diangkat pada kuliah umum selalu relevan dengan isu sosial kontemporer, dinamika politik terkini, maupun isu global yang sedang hangat. Dengan menyelenggarakan kuliah tamu, FISIP UINSA menyajikan pembahasan byang ersifat up-to-date dan komperhensif. Kegiatan ini dirancang untuk memastikan mahasiswa mendapatkan wawasan praktis terkini dari para profesional dan pakar di luar kampus seperti akademisi, politisi dan praktisi. Berkaitan dengan tema yang diangkat, FISIP UINSA dalam kuliah tamu ini menghadirkan akademisi internasional dari Nothern Illinios University United States, yakni Mr. Dan McCoy Ph.D. yang dimoderatori oleh Sekretaris program studi Hubungan Internasional (HI) yaitu Nur Lutfi Hidayatullah, S.IP., M.Hub.Int. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr.H. Abd. Chalik, M.Ag dalam Welcoming Speech menyebutkan bahwa ini adalah kunjungan pertama Dan McCoy ke Surabaya. Hal ini menjadi kehormatan sendiri bagi UINSA dapat menggelar acara Public Lecturer yang luar biasa ini.

FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) rutin menyelenggarakan Kuliah Tamu sebagai bagian integral dari proses akademik. Kegiatan ini dirancang untuk memastikan mahasiswa mendapatkan wawasan praktis terkini dari para profesional dan pakar di luar kampus. Public lecturer kali ini membahas suatu topik menarik dan unik yang dibawakan oleh Dan McCoy Ph.D. mengenai bagaimana saat fenomena-fenomena yang terjadi setelah berakhirnya Perang dingin, terdapat sebuah pergeseran dari aliansi lama yang kaku menjadi kerja sama melalui banyak negara, dari sistem yang bipolar menjadi multipolar.

Dalam pemaparannya Dan McCoy menjelaskan bagaimana hubungan antara China dan Indonesia pada masa Soeharto untuk normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia, Tiongkok, dan Vietnam. Indonesia membuka kembali diplomasi setelah 23 tahun dan membantu memecah isolasi Internasional Tiongkok pasca peristiwa Tiananmen. Soeharto juga menjadi Pemimpin ASEAN pertama yang mengunjungi Vietnam sejak 1975 karena seperti yang dikutip oleh beliau dalam materi presentasinya bahwa “As an old Vietnamese sayng goes, Vietnam and Indonesia have the same voices (that) meet together.”-Prof. Cao Xuan Pho. Terjadinya normalisasi antara China dan Vietnam menjadi tanda bahwa Indonesia adalah penghubung antar negara negara asia yang bermusuhan.

Meski Public Lecturer atau kuliah umum seringkali digelar oleh FISIP UINSA, namun antusias mahasiswa FISIP sangat luar biasa, mereka seolah tak ingin melewatkan kesempatan bergarga dalam momen kuliah umum tersebut. Terlebih lagi saat sebagian kelas perkuliahan sengaja dialihkan pada kuliah tamu tersebut sehingga audiens tampak memenuhi auditorium lantai 5 FISIP.  Tak hanya para mahasiswa, dosen FISIP UINSA pun turut menghadiri kuliah umum tersebut disela-sela kesibukan. Akan tetapi audiens masih terasa kurang interaktif terlihat seperti halnya ketika kesempatan yang diberikan untuk waktu tanya jawab, dimana yang menanggapi dan memberikan pertanyaan hanya 2 dari mahasiswa dan 1 orang dari dosen. Meski demikian kuliah umum kali ini memberikan perspektif yang berbeda bagaimana melihat peran Indonesia di Kawasan Asia terutama Asia Tenggara.

Penulis: Nurul Hikmah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *