8.7 C
New York
Thursday, November 21, 2024

Buy now

spot_img

Indonesia Gawat Darurat?

Indonesia saat ini lagi menghadapi masalah serius di bidang literasi. Meskipun teknologi informasi udah berkembang pesat, minat baca masyarakat kita masih tergolong rendah. Yuk, kita bahas tentang faktor penyebab darurat literasi dan langkah-langkah yang bisa kita ambil buat mengatasinya.

Menurut data dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, kemampuan membaca siswa Indonesia ada di peringkat ke-72 dari 77 negara yang disurvei. Ini artinya, banyak siswa kita yang masih kesulitan memahami teks bacaan yang kompleks. Serius banget kan?

Akses terhadap buku yang rendah jadi salah satu faktor utama. Di banyak daerah terpencil, perpustakaan dan toko buku masih langka banget. Akibatnya, masyarakat di daerah tersebut sulit mendapatkan bahan bacaan yang bagus. Selain itu, harga buku yang relatif mahal bikin banyak orang enggan buat beli buku. Menurut UNESCO, cuma 1 dari 1000 orang Indonesia yang punya minat baca tinggi. Sedih banget ya?

Kurangnya budaya membaca di kalangan masyarakat. Di era digital ini, banyak orang lebih milih menghabiskan waktu dengan gadget daripada membaca buku. Media sosial dan hiburan digital sering kali lebih menarik perhatian daripada kegiatan membaca. Padahal, membaca buku punya manfaat yang jauh lebih besar dalam jangka panjang. Sebuah survei dari Central Connecticut State University pada tahun 2016 menempatkan Indonesia di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca.

Kualitas pendidikan yang belum merata juga berpengaruh. Banyak sekolah di daerah terpencil masih kekurangan fasilitas dan guru yang memadai. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan membaca dan menulis siswa. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, lebih dari 50% sekolah dasar di daerah terpencil kekurangan buku pelajaran yang memadai. Parah kan?

Untuk mengatasi darurat literasi ini, perlu langkah-langkah konkret dari berbagai pihak. Pemerintah harus meningkatkan akses terhadap buku dan bahan bacaan lainnya dengan mendirikan lebih banyak perpustakaan, terutama di daerah terpencil. Selain itu, program-program seperti pengadaan buku murah dan kampanye membaca harus digalakkan. Inisiatif seperti Gerakan Literasi Nasional yang digagas pemerintah pada tahun 2016 adalah langkah yang baik, tapi perlu diikuti dengan pelaksanaan yang lebih efektif dan merata.

Peran keluarga juga penting banget dalam menumbuhkan minat baca. Orang tua harus memberikan contoh dengan membaca buku di rumah dan menyediakan waktu khusus untuk membaca bersama anak-anak. Kebiasaan membaca yang dibentuk sejak dini akan membantu anak-anak mencintai buku dan menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.

Sekolah juga harus berperan aktif dalam meningkatkan literasi. Kurikulum yang mengintegrasikan kegiatan membaca dengan pelajaran sehari-hari bisa membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Selain itu, guru harus diberikan pelatihan yang memadai agar mereka bisa mengajarkan literasi dengan efektif.

Secara keseluruhan, darurat literasi di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan butuh kerja sama dari berbagai pihak buat mengatasinya. Dengan meningkatkan akses terhadap buku, membangun budaya membaca, dan memperbaiki kualitas pendidikan, kita bisa mengatasi tantangan ini dan meningkatkan tingkat literasi masyarakat Indonesia. Mari kita bersama-sama berusaha menciptakan generasi yang lebih cerdas dan berpengetahuan luas.

Oleh : NS

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles