14.5 C
New York
Friday, May 9, 2025

Buy now

spot_img

Rumput Liar, Halaman Terbiar: Halaman Kampus UINSA Gunung Anyar Dipenuhi Tumbuhan Liar dan Tinggi

 

Pemandangan tumbuhan liar yang tumbuh tinggi di halaman FISIP kampus UINSA Gunung Anyar (05/05/2025). (properti penulis).

Surabaya, Senin 5/05/2025 – Rumput liar yang tumbuh menjulang dan daun-daun kering yang berserakan mulai mewarnai wajah halaman kampus Gunung Anyar UIN Sunan Ampel. Kondisi ini mengundang perhatian beberapa mahasiswa mengenai kenyamanan dan estetika kampus. Pendapat dan spekulasi muncul terkait kurangnya perawatan dari pihak pengelola.

Pemandangan tak biasa terlihat pada halaman kampus senin ini, Halaman yang biasanya terlihat rapih dengan rumput-rumput hijau yang tercukur, terlihat tak seperti biasanya. Rumput-rumput tampak menjulang tinggi, setinggi betis orang dewasa, yang mana nampak tumbuh tersebar di halaman sekitar FISIP, FPK, dan area samping masjid. Pemandangan tak biasa ini mengundang perhatian beberapa mahasiswa yang beraktivitas di kampus Gunung Anyar. Mereka menyayangkan halaman yang tak terurus. Mereka merasa bahwa rumput-rumput tinggi yang tumbuh liar dan serakan dedaunan kering dapat mengganggu kenyamanan mahasiswa dan estetika kampus.

Rudi (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa FISIP yang kerap kali melewati area halaman, mengatakan bahwa halaman yang tak terurus mengganggu kenyamanannya karena dirasa tak sedap dipandang mata. Ia juga merasa bahwa hal ini dapat mengganggu mahasiswa yang biasa berkegiatan di area halaman. “Secara pribadi kalo mengganggu sih enggak ya… karena jarang berkegiatan disitu, tapi secara pandangan tuh gak enak dilihat. Terus buat diskusi anak-anak mahasiswa yang biasanya buat kegiatan disitu juga kayaknya gak enak”, ungkap Rudi.

Hal senada kemudian juga disampaikan oleh Wahyu (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa FISIP yang juga menaruh perhatian pada kondisi halaman kampus. “Aku pribadi sih jarang makek ya…, tapi kalo secara pemandangan memang kurang enak dilihat, karena keliatan kurang diurusin dan tanamannya gak dirawat”. Wahyu kemudian mengatakan bahwa walaupun kondisi halaman yang seperti ini tidak terlalu mengganggu kenyamanannya secara pribadi, ia berpendapat bahwa kondisi halaman seperti ini akan berpotensi mengganggu beberapa kelompok dan komunitas mahasiswa. “Tapi ya… mungkin akan mengganggu anak-anak yang biasa bikin kegiatan, diskusi, dan foto-foto disitu”, ujar Wahyu.

Menilik pada sebab dan faktor memburuknya halaman kampus, keduanya beranggapan bahwa penurunan kinerja para pekerja yang bertugas menjadi alasannya. Mereka bahkan juga beranggapan bahwa ada faktor internal lain mengenai hubungan para pekerja dengan kampus yang secara tidak langsung berdampak pada menurunnya kinerja perawatan halaman kampus. “Menurutku mungkin ada dasar kenapa kok mereka yang tadinya rajin tapi kok sekarang kurang… jarang kelihatan. Mungkin ada faktor dari hubungan antara pegawai dan pihak kampus”, ujar Rudi.

Ungkapan lain dari Wahyu juga turut selaras dengan pernyataan Rudi. Ia mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya beberapa hari kebelakang ia merasakan para petugas kebersihan mulai jarang terlihat, tidak seperti biasanya. “Aku denger beberapa spekulasi adanya pemotongan anggaran yang dibayarkan pada para pekerja. Aku juga ngerasa kok mulai jarang keliatan petugas yang ngurusin”, ungkap Wahyu.

Keduanya berharap pada pihak kampus, khususnya pengelola sarana dan prasarana, untuk segera mengevaluasi kondisi ini. Mereka menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang bersih dan terawat, sebagai bagian dari tanggung jawab bersama dalam menunjang kegiatan akademik maupun non-akademik. “Mahasiswa kan juga turut berkontribusi lewat UKT ya, jadi aku berharap semoga pihak kampus bisa lebih terbuka pada masukan dan kebutuhan mahasiswa,” ujar Wahyu.

Penulis: Yusuf Aditya

 

 

 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles