Surabaya (10/10/23). Sebanyak kurang lebih 30 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya mengikuti Pelatihan Teknik dan Simulasi Persidangan yang diselenggarakan oleh senat mahasiswa (SEMA) FISIP pada hari Selasa, 10 Oktober 2023. kegiatan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa yang berada di tingkat fakultas yaitu jurusan Sosiologi, Hubungan Internasional, dan Ilmu Politik.
Mohammad Ishomudin Ihsan selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai sarana untuk mengolah dan mengasah kemampuan mahasiswa FISIP dalam menghadapi jenjang berikutnya dalam kegiatan ormawa fisip mulai dari SEMA, DEMA, HMP, dan juga UKM. Mengingat tidak lama lagi merupakan masa transisi kepengurusan. Selaras dengan tema pelatihan ini “Urgensi Wawasan Persidangan Guna Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa” Ishom berharap agar mahasiswa FISIP mampu mengetahui teknik persidangan baik dalam pemilihan pemimpin dan juga persidangan di setiap organisasi.
Kegiatan ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UINSA lalu dilanjutkan dengan sambutan dan acara inti yaitu pemaparan materi oleh Ali Akbar Rafsanjani S.Sos yang merupakan demisioner SEMA UIN Sunan Ampel tahun 2022/2023 sekaligus alumni FISIP. Ia memilih untuk memaparkan materi dengan cara praktek sidang karena dinilai lebih efektif.
Dalam sesi praktek ini sekaligus dipaparkan materi tentang dasar-dasar sidang dan persidangan, seperti tata cara, etika, prosedur, teknik berbicara, dan teknik berargumentasi. Para peserta juga mendapatkan tips dan trik dari para narasumber tentang bagaimana menghadapi sidang atau persidangan dengan percaya diri dan profesional. Sesi ini juga menggunakan metode role play, dengan memilih beberapa peserta yang berperan sebagai presidium sidang, wakil presidium sidang, dan sekretaris sidang.
Kegiatan pelatihan sidang dan simulasi persidangan ini mendapatkan respons positif dari para peserta. Mereka merasa senang dan puas dengan kegiatan ini karena dapat menambah wawasan dan pengalaman mereka tentang sidang dan persidangan. Mereka juga merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi sidang atau persidangan di masa depan.
Salah satu peserta, Maryam mencoba untuk unjuk keberanian dengan mencoba praktek menjadi sekretaris sidang. Maryam merupakan mahasiswa prodi HI di mana sebelumnya ia belum pernah menjadi sekretaris sidang. “Tujuannya, agar saya bisa langsung mempraktekkan, kalau hanya teori itu yang akan didapat dari materi seminar tidak akan sempurna atau bahkan minim banget”. Ujar Maryam sebagai sekretaris sidang. Maryam juga menyampaikan bahwa dampak dari mengikuti kegiatan ini sangatllah besar, terutama dampak positif, “pertama, saya mengetahui akan istilah-istilah yang ada di persidangan, yang kedua, suatu bentuk pengalaman saya atau unjuk berani percaya diri saya untuk mengajukan diri untuk praktek”. Ujarnya.
Kegiatan ini menarik perhatian para mahasiswa baru, salah satunya Al Bukhori mahasiswa prodi HI yang mengikuti kegiatan ini karena menurutnya, “sebagai seorang mahasiswa perlu untuk mengetahui bagaimana tata cara persidangan yang ada di Indonesia ini dan juga menurutnya persidangan yang terjadi di universitas kurang lebih sama seperti yang ada di pemerintahan. Karena kan ada istilah, ‘universitas ini adalah miniatur dari negara’. ujarnya. Al Bukhori merasa, “pengetahuan dan wawasan terkait dengan bagaimana persidangan yang akan dilakukan, bagaimana kegiatan-kegiatan, siapa saja yang terlibat dipersidangan, bagaimana struktur dan bagaimana alur kegiatan dari persidangan yang akan dilakukan”. tutur Al Bukhori alasan mengikuti kegiatan ini. (LFA,DH)