Pers Mahasiswa: Harus Tahu Mau Dibawa ke Mana

0
56
Dimas Kuswantoro, Jurnalis Lepas, sebagai pemateri Pra DJD hari ini.

Surabaya, 22/11/2024- LPM Parlemen mengadakan kegiatan Pra Diklat Jurnalistik Dasar (DJD) sebagai bekal pengetahuan dasar bagi peserta LPM Angkatan 2024/2025. Banyak hal penting dan menarik yang dibagikan oleh Kak Dimas mengenai selayang pandang jurnalistik. Selain tentang dasar jurnalisme, pers, dan jurnalis, salah satu yang penting untuk digaris bawahi adalah penentuan ideologi yang akan berpengaruh besar bagi pembentukan jati diri.

Pers Mahasiswa harus punya sifat yang independent dalam bersikap. Tidak gampang diatur oleh apapun serta harus berpihak pada kaum yang rentan dan termarginalkan. Pertama yang harus diperhatikan adalah cara pandang. Bagaimana caranya adalah dengan menentukan ideologi yang akan dipegang. Menggunakan perspektif itu sebagai tonggak dasar dalam menilai dan memberitakan isu-isu sosial. Pers Mahasiswa harus mampu berkobar menjadi corong sosial dengan tetap memihak kebenaran. Jangan sampai perspektif itu dibawa untuk berlaku tidak obyektif. Dengan begitu sebuah Pers Mahasiswa akan mampu menjadi sumber informasi dan aspirasi dengan menampilkan kepribadian tersendiri.

Lantas, bagaiman cara agar idealisme sebagai jurnalis tetap terjaga? Seperti yang dipaparkan oleh Kak Dimas adalah dengan tidak mengikuti politik kampus yang sifatnya money laundry. Selain pengaruhnya yang besar terhadap idealisme seorang jurnalis, hal itu juga dapat mendiskreditkan nama seorang jurnalis. Selanjutnya, harus kritis dalam memahami hal yang bernama kepentingan. Jangan gampang menerima permintaan penayangan berita yang nilai dan prinsipnya tidak sejalan dengan etika jurnalistik. Terakhir, seorang jurnalis harus memahami konteks penerimaan uang. Itu yang sering obtain. Masih banyak ditemui dari kalangan jurnalis mahasiswa yang mengikuti politik praktis, pungkasnya.

Menariknya lagi, Kak Dimas membagikan sejumlah rekomendasi buku sebagai sarana untuk memperdalam wawasan teman-teman seputar jurnalistik. Diantaranya adalah Jurnalistik Dasar Tempo, Seandainya Saya Wartawan Tempo karya Gunawan Muhammad, bagi yang ingin memperluas pemahaman jurnalistik sastrawi dan features. Sebagai pengantar untuk mempelajari idealisme seorang jurnalis, ada buku karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yang berjudul Sembilan Elemen Jurnalisme. Buku tersebut merupakan referensi kode etik jurnalisme sekarang. Terakhir ada buku berjudul Agama Saya adalah Jurnalisme karya Andreas Harsono untuk mempelajari permasalahan jurnalisme yang ada hingga sekarang.

Reporter: ZMR.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here