9.3 C
New York
Tuesday, March 25, 2025

Buy now

spot_img

Kerja Sama Indonesia-Jepang: Membuka Pintu Masa Depan Sekaligus Bisa Menjadi Boomerang

Kondisi peserta yang mengikuti perkuliahan umum. Sumber: Arsip LPM Parlemen

Surabaya, 05/02/2024 – Public Lecture kembali diadakan oleh FISIP UINSA dengan mengundang dua narasumber. Pemateri pertama berangkat dari Konsul Jenderal (Konjen) Jepang, Mr. Takeyama Kenichi. Pemateri selanjutnya merupakan dosen Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, Mr. Dwi Anggoro Hadiutomo, S.S., M.Hum., Ph.D..

Tema “Indonesia-Japan Relations in The Digital Era: Prospects for Economic, Cultural and Education Cooperation” menjadi topik menarik terkait hubungan internasional antara Indonesia dan Jepang. Beberapa poin yang tersampaikan mencakup tantangan digitalisasi di Jepang dengan kerja sama yang terjalin antara Indonesia-Jepang di bidang ekonomi, pendidikan, dan manufaktur. Bicara perihal digitalisasi, Jepang merupakan negara yang cukup tertinggal di samping title-nya sebagai negara maju. Hal ini disebabkan budaya masyarakat Jepang yang lebih mempercayai transaksi secara langsung dibanding transaksi digital serta penduduk yang mayoritas dipenuhi lansia.

Materi berlanjut dengan pembahasan berbagai bentuk kerja sama antara Indonesia dan Jepang baik dari aspek ekonomi, budaya, maupun pendidikan. Seperti Beasiswa Mext yang memudahkan pelajar Indonesia untuk menggali ilmu di Jepang. Dalam kerja sama ekonomi, kerja sama ekspor-impor produk otomotif Jepang adalah yang terkenal di Indonesia. Selain itu terdapat hubungan mutualisme tentang Jepang sebagai negara produsen teknologi sementara Indonesia sebagai pasar besar dengan masyarakatnya yang pesat dalam digitalisasi. Begitu pula dengan kondisi masyarakat yang saling kontradiksi di mana Jepang mengalami aging society dan butuh tenaga kerja muda yang banyak sementara Indonesia dengan banyaknya tenaga kerja namun lapangan pekerjaan yang masih minim dan kurang bermutu.

Pemaparan materi dilanjutkan oleh Mr. Dwi Anggoro Hadiutomo yang menjelaskan bahwa Jepang saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal angka kelahiran yang rendah. Akibatnya Jepang kekurangan sumber daya manusia. Kondisi ini membuka peluang bagi tenaga kerja asal Indonesia untuk bekerja di Jepang.

Selain itu, beliau membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dan Jepang. Menurutnya, masyarakat Jepang percaya bahwa hasil dari sistem pendidikan baru dapat terlihat dalam jangka waktu 10 tahun. Sementara itu, di Indonesia, sistem pendidikan sering kali berubah setiap lima tahun sekali. Beliau berharap agar pemerintah Indonesia dapat melakukan perbaikan dalam sistem pendidikan nasional. Oleh sebab itu, kerja sama Indonesia-Jepang dapat menghasilkan beragam untung namun bisa berubah buntung jikalau tidak optimal dalam menjaga dan mengelola bersama.

Namun, meski pembahasan seminar ini menarik, ada beberapa kendala yang mengurangi efektifitas acara. Seperti penyampaian materi yang kurang interaktif serta suara pembicara yang kurang terdengar jelas disebabkan suara dari sistem audio yang kurang jelas membuat peserta di bagian belakang kesulitan mendengar pemaparan materi.

Reporter: FS dan KYS

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles